– Kenyataan
Kelam Dibalik Perebutan Harta Warisan Perempuan Cantik Bersaudara –
“Keluarga Suzuki dan Noguchi adalah teman dekat. Sonoko datang pasti untuk menggantikan orang tuanya,” komentar Ran masih asyik dengan ramennya.
Episode
sebelumnya,
Ran dan Shinichi
yang telah berpisah dengan Kogoro masih terjebak di ruangan serba putih.
Kali
ini mereka berdua terjebak di ruangan dengan sebuah balon warna merah
semakin
membesar dan memenuhi ruangan. Sebuah tanggal muncul, membawa Ran dan
Shinichi
pada sebuah kasus.
Di sebuah tempat
persembahyangan tampak sebuah foto dari pemilik restoran ramen terkenal.
Rupanya ia sudah meninggal. Saat pendeta membacakan doa-doa, dua orang
wanita
cantik tiba-tiba berkelahi. Mereka adalah Noguchi Miki dan Noguchi Yuri,
kakak
beradik dari si pemilik restoran, Keluarga Noguchi. Keduanya saling
menyalahkan
dan tidak mau kalah. Merasa menjadi putri yang paling disayangi dalam
keluarga
Noguchi, demi suatu hal . . . warisan.
Di tempat lain,
Ran dan Shinichi rupanya sedang makan siang di sebuah restoran. Di
televisi
tampak peristiwa yang terjadi di tempat persembahyangan tadi.
“Kenapa Sonoko
ada di tempat seperti itu?” Tanya Shinichi melihat Sonoko tampak di
televisi di
tengah para pelayat keluarga Noguchi.
“Keluarga Suzuki dan Noguchi adalah teman dekat. Sonoko datang pasti untuk menggantikan orang tuanya,” komentar Ran masih asyik dengan ramennya.
“Semua orang
kaya saling berhubungan ya,” komentar Shinichi sambil mengambil makanan
di
mangkok Ran.
“Hei . . . itu
aku sisakan untuk terakhir,” Ran tidak terima dengan ulah Shinichi.
“Pembalasan
. . . “ kali ini Ran yang mengambil makanan di mangkuk Shinichi.
“Hei, itu aku
sisakan untuk yang terakhir,” kali ini Shinichi yang merasa sebal pada
Ran.
Ponsel Ran
tiba-tiba berbunyi. Ran mendapat kabar kalau Sonoko diculik. Ran dan
Shinichi
langsung menuju tempat keluarga Noguchi.
Di sebuah
ruangan yang remang-remang, Sonoko yang sudah sadar dari pingsannya
menyadari
kalau tangannya diikat dan mulutnya disumpal kain. Ia melihat ke ruangan
sebelah, disana ada Noguchi Yuri, orang yang tadi bersama Sonoko juga
diculik.
Yuri diikat di kursi dan mulutnya juga disumpal kain. Sonoko berusaha
memanggil
Yuri, tapi tidak berhasil.
Tidak lama
sesudahnya lampu mati, sehingga ruangan itu gelap total. Terdengar suara
langkah kaki seseorang, menyusul sesudahnya suara orang dipukul dan
kursi yang
dihempaskan. Tidak lama sesudahnya, langkah kaki itu menjauh. Lampu
remang-remang kembali menyala. Sonoko kaget melihat Yuri yang ada di
ruangan
sebelah roboh dan kembali tidak sadarkan diri.
Ran, Shinichi, detective
Sato dan Detective Takagi berkumpul di ruangan kerja milik keluarga
Noguchi.
Disana juga ada Noguchi Miki, yang mengatakan kalau ia mendapat telepon
penculikan saudaranya, Yuri dan kawannya Sonoko. Ran mencoba menghubungi
ponsel
Sonoko, tapi tidak berhasil.
“Bukankah ini
aneh, kenapa penculik itu hanya meminta tebusan pada keluarga Noguchi,
padahal
keluarga Suzuki juga tidak kalah kaya,” komentar Ran.
“Mungkin . . .
mereka tidak tahu kalau Sonoko adalah putri keluarga Suzuki, atau . . .
sasarannya memang hanya keluarga Noguchi,” Shinichi terdiam sendiri
berpikir.
Tidak lama
sesudahnya, Miki kembali mendapat telepon dari si penculik. Dia meminta
tebusan
berupa berlian milik keluarga Noguchi dan menyuruhnya mengikatkannya di
balon
yang berada di atas gedung milik keluarga Noguchi. Dengan bantuan
pelayannya, Miki
memasukkan berlian milik keluarga Noguchi dalam sebuah koper.
“Sepuluh menit
lagi jam tiga, ayo,” Shinichi mengingatkan.
Segera Miki
menyelesaikan memasukkan berlian itu dalam koper. Dengan detective
Takagi,
Detective Sato dan pelayan keluarga Noguchi di depan, Miki membawa koper
berisi
berlian itu. sementara Shinichi dan Ran berada di belakang. Di lorong
menuju
lantai atap, Miki sempat terjatuh, akhirnya detective Sato yang
menggantikannya
membawa koper berisi berlian itu.
Sampai di atap,
pelayan keluarga Noguchi membantu Miki mengikatkan koper itu pada balon
di atas
gedung. Tidak lama sesudahnya, mereka samua bersembunyi untuk melihat
apa yang
akan dilakukan si penculik. Ran yang membawa teropong melihat
sekeliling, tidak
tampak apapun yang mencurigakan.
“Apa penculik
itu akan datang dengan helicopter?” gumam Ran lebih pada diri sendiri.
Shinichi juga
mengamati keadaan sekitar. Sesekali ia melirik jam di tangan kanannya.
Waktu
terus berjalan, tapi tidak ada tanda-tanda penculik itu datang.
“Sudah jam 3
tepat, bagaimana?” Tanya Shinihi lewat mini mic di bajunya.
“Tunggu sebentar
lagi,” kali ini Miki yang menjawab pertanyaan itu.
Mereka akhirnya
menunggu lagi, tapi tidak ada tanda-tanda si penculik. Waktu terus
berjalan.
Jam 4, akhirnya balon itu diturunkan. Miki membuka koper itu dan
ternyata . . .
. . . semua berlian
dalam koper itu lenyap,
tanpa pernah disentuh. Shinchi melihat ada sebuah kertas yang diselipkan
di sisi
koper. Ia mengambilnya.
Aku sudah mengambil
berliannya. Sesuai perjanjian,
sandera akan dikembalikan. Datanglah ke bangku di taman Beika.
Sesuai petunjuk
di kertas itu, bergegas mereka menuju taman Beika. Mereka berpencar
mencari
bangku seperti yang ditunjukan oleh kertas itu. setelah berkeliling,
mereka
menemukan sebuah bangku dengan balon berwarna merah di dekatnya.
Shinichi
mengambil kertas yang ada di tali pengikat balon itu.
Datanglah ke ruang
bawah tanah.
“Ruang bawah
tanah?” Shinichi bergumam sambil berpaling ke arah pelayan keluarga
Noguchi.
“Ada di bewah
gedung tadi,” jawabnya mengerti arah pandangan Shinichi.
Mereka pun
bergegas kembali ke gedung milik keluarga Noguchi.
Sampai di ruang
bawah tanah,
Dengan kunci
cadangan, mereka berhasil masuk. Mereka menemukan Sonoko yang masih
terikat di
kursi.
“Sonoko, kau
tidak apa-apa?” Ran mendekat dan berusaha membantu melepas ikatan
Sonoko.
“Dimana nona
Yuri?” kali ini pelayan keluarga Noguchi yang bertanya.
Tanpa menjawab,
Sonoko memalingkan wajahnya ke arah lain ruang itu. tampak Yuri yang
pingsan
masih terikat di kursi. Buru-buru pelayan keluarga Noguchi itu menolong
melepaskan ikatan Yuri.
“Anda tidak
apa-apa nona Yuri?” yang dijawab dengan anggukan oleh Yuri.
Tiba-tiba
detective Takagi masuk, “Gawat, nona Miki ditemukan meninggal di atap.”
Mereka semua
lalu buru-buru keluar dan naik ke atap. Shinichi memeriksa nadi di leher
Miki,
dan menyimpulkan kalau ia memang sudah meninggal. Ada bekas dicekik
tampak
jelas di leher Miki.
“Penculik itu
sudah mendapatkan berliannya, lalu untuk apa dia membunuh Miki?”
Shinichi
membatin. Ia melihat sekeliling, tampak mutiara yang berasal dari kalung
milik
Miki bertebaran karena tali pengikatnya putus.
Setelah
memindahkan mayat Miki, mereka semua berkumpul di ruangan kerja milik
keluarga
Noguchi. Sonoko dan Yuri tampak masih syok karena kejadian ini.
“Kami keluar
bersama dari tempat persembahyangan,” Sonoko memulai ceritanya. “Tapi
kami
sempat kembali karena Yuri-oneesama akan mengambil sesuatu. Tidak lama
aku
mendengar suara teriakan, jadi aku kembali untuk mencari Yuri-oneesama.
Aku
melihat Yuri-oneesama tergeletak pingsan, dan tidak lama kemudian
seseorang
juga menyekapku dengan sapu tangan yang mengandung obat tidur.”
Yuri mengiyakan
cerita Sonoko. “Iya, aku kembali bersama Sonoko. Dan ketika sadar, aku
sudah
ada di ruangan tadi. Aku melihat Sonoko berusaha memanggilku, tidak lama
sesudahnya datang seseorang yang kembali membuatku pingsan. Aku tidak
ingat
apa-apa lagi sampai kalian menolong kami berdua tadi.”
“Apa lampu di
ruangan tadi padam sekali saja atau . . . ,” kali ini Shinichi angkat
bicara.
“Tidak, lampu
sempat padam dua kali. Pertama kali waktu Yuri dibuat pingsan lagi dan
kedua
sesaat sebelum kalian datang menolong,” elak Sonoko.
Shinichi
tersenyum. “Hanya ada satu kebenaran,” ungkapnya kemudian.
“Kau menemukan
sesuatu Shinichi?” Tanya Ran.
Shinichi mulai
penjelasannya. “Tidak mungkin membuat berlian senilai 10 milyar
menghilang
begitu saja di angkasa. Ini seperti sudah direncanakan, sebelum berlian
itu
dibawa untuk digantung di angkasa, berlian itu . . . ditukar.”
“Ditukar?!”
semua orang tidak percaya. “Kapan? Oleh siapa? Dimana?” kali ini
detective Sato
yang angkat bicara. “Bukankah kita semua bersama-sama ketika membawa
koper itu
ke atap?”
Shinichi tidak
menjawab pertanyaan detective Sato. Ia mengajak semua orang yang ada
untuk
kembali mensimulasikan perjalanan ketika mereka bersama Miki membawa
koper itu
ke atap.
“Aku akan
berperan sebagai Miki-san. Pelayan keluarga Noguchi dan detective Sato
di
depan, sementara Detective Takagi, Sonoko, Yuri-san dan Ran di belakang.
Siap,
mulai.”
Mereka semua
mengikuti aba-aba Shinichi. “Stop!” tiba-tiba Shincihi berhenti.
“Detective
Sato, apa anda bisa melihatku dari sana?”
“Tidak.”
“Ran, bagaimana
denganmu?”
“Aku tidak bisa
melihatmu, Shinichi.”
“Hanya sebentar,
tapi Miki-san berada di posisi buta disini. Jika ada pertukaran, maka
disinilah
tempatnya,” Shinichi mengamati sekeliling. Ia kemudian melihat sebuah
kotak
menempel di dinding dengan pintu kecil di sampingnya. “Ini dia.”
“Huh? Dimana?”
“Miki-san . . .
menggunakan ini,” ucap Shinichi sambil membuka pintu kecil di sisi kotak
itu.
“Sebelumnya dia meletakkan koper pengganti disini. Dan kemudian dia
meletakkan
koper yang sesungguhnya . . . “
“Shinichi . . .
apa kau bilang kalau Miki-san yang menukar koper itu?” Ran heran dengan
penjelasan Shinichi.
“Ya. Tadi,
Miki-san berpura-pura jatuh setelah menukar koper berisi berlian itu.”
flash
back pada saat tadi mereka semua berjalan menuju atap sambil membawa
koper
berisi berlian.
“Tunggu! Tapi
tadi saat aku membawa koper itu . . . jika itu ditukar dengan koper
kosong . .
. itu pasti lebih ringan. Tapi sepertinya massa koper itu tetap seperti
koper
berisi berlian senilai 10 milyar . . . “ detective Sato memotong
penjelasan
Shinichi.
“Tentu saja, di
koper pengganti itu ada sesuatu yang bisa menghilang dengan cepat.”
“Sesuatu yang
dapat menghilang?” detective Sato heran.
“Seperti . . .
es kering—dry ice—. Silahkah ingat
kembali apa yang terjadi di atap.”
Flash back.
Setelah koper dinaikkan, dan jam menunjukkan pukul tiga, tidak terjadi
apa-apa.
Tapi Miki-san meminta menunggu sebentar lagi. Sebenarnya ia ingin
memberi waktu
agar es kering dalam koper itu menguap dulu.
“Tapi kenapa
Miki melakukan hal itu?” Tanya Yuri.
“Karena dia
pelakunya,” ujar Shinichi.
“Pelakunya?!”
Yuri semakin tidak percaya.
“Penculikan ini
direncanakan oleh Miki-san. Tapi, Miki-san kemudian dibunuh oleh pelaku
yang
lain,” papar Shinichi lagi.
“Kau bilang dia
memiliki kaki tangan?!”
“JIka benar . .
. bukankah koper dengan berlian senilai 10 milyar itu masih ada disini?”
“Tidak. Berlian
itu sudah diambil oleh kaki tangannya. Satu-satunya orang yang bisa
melakukan
itu . . . hanya dia.”
“Siapa dia?”
Tanya Yuri.
“Ayo kembali ke
ruang bawah tanah tempat kalian disekap tadi,” ajak Shinichi.
Shinichi
mengajak mereka semua kembali ke ruang bawah tanah.
“Pelakunya . . .
kau, Noguchi Yuri-san,” ucap Shinichi percaya diri.
“Aku?”
“Ini karena
kalian berdua tidak ingin satu orangpun tahu kalau kalian bekerja sama
untuk
mendapatkan berlian keluarga Noguchi . . . karena itu kalian merancang
perselisihan dan penculikan ini, iya kan?”
“Apa yang kau
katakana. Itu tidak mungkin. Aku diikat disini selama peristiwa tadi.
Sonoko-chan saksinya. Iya kan Sonoko-chan?” elak Yuri.
“Iya . . . ,“
Sonoko mengiyakan tapi jawabannya menggantung.
“Bagaimana bisa
aku mengambil berlian itu dan membunuh Miki?” Yuri melanjutkan
kalimatnya.
“Ada pertukaran
juga yang terjadi di ruangan ini.”
“Pertukaran?”
“Anda
menggunakan Sonoko untuk membuat alibi.”
“Apa maksudmu?”
Yuri tidak mengerti dengan ucapan Shinichi. “Aku tidak mengerti dengan
maksud
perkataanmu itu.”
“Apa yang Sonoko
lihat bukanlah Yuri-san. Itu manekuin (boneka
menyerupai manusia, biasa digunakan untuk memajang pakaian di toko atau
wardrobe).”
“Manekuin?”
“Lampi di
ruangan ini padam dua kali. Pertama saat Yuri-san mengganti dirinya
dengan
manekuin. Waktu itu kita semua berada di atap. Sehingga Yuri-san bisa
keluar
dari ruangan ini dan mengambil berlian itu. Saat itu . . . rencana anda
dan
Miki-san adalah membuat kami semua percaya dengan penculikan yang
menimpa anda.
Tapi kemudian anda datang ke atap . . . flash
back Yuri naik ke atap kemudian bertengkar dengan Miki, hingga akhirnya
membunuh Miki. Dan ketika lampu padam untuk kedua kalinya . . .
waktu itu
anda mengganti manekuin dengan anda sendiri. Anda menggunakan catatan
yang
menjadi petunjuk di taman Beika . . .
sehingga anda bisa kembali ke ruang bawah tanah ini tepat waktu. Lampu
dioperasikan dengan remote control . . .
“Kudo-san . . .
semua yang kau katakan tampak palsu. Dan jika memang iya, apa kau punya
buktinya?” kali ini Yuri menangtang Shinichi.
“Kamoshita-san,
sang pelayan yang membawa bukti itu,” ucap Shinichi.
Kamoshita lalu
mengeluarkan sebutir mutiara dari sakunya. “Aku ingin melindungi
keluarga
Noguchi hingga akhir,” ucap Kamoshita kemudian.
Mutiara itu
ternyata berasal dari mutiara milik Miki yang terlepas di atap. Shinichi
tahu
karena sempat melihat Kamoshita mengambil sesuatu yang terjatuh ketika
menolong
Yuri saat menemukan Yuri dan Sonoko yang disekap di ruang bawah tanah
tadi.
“Mutiara tadi
tidak sengaja masuk ke lipatan celana panjangmu saat membunuh Miki-san
di atap
tadi. Dan jatuh kembali di ruangan ini.”
Yuri tidak bisa
mengelak lagi, “Seperti rumor yang aku dengar selama ini, detective
besar. Itu
benar . . . aku yang membunuh Miki. Tapi orang yang merencanakan
penculikan ini
adalah Miki. Daripada mendapatkan warisan dari ayah yang harus dipotong
pajak
warisan . . . lebih baik mendapatkannya dengan membuatnya seolah terjadi
penculikan . . . dengan pelaku yang menginginkan berlian senilai 10
milyar
itu.”
Shinichi lalu
melihat sekeliling. Ia melihat sebuah kotak di dinding dengan plester
yang
tampak baru saja dibuka. Shinichi lalu membuka kotak itu. dan . . .
terjatuhlah
bukti dari semua peristiwa ini. Sebuah manekuin dan . . . berlian
senilai 10
milyar. Bukti yang tidak terbantahkan lagi.
Kembali ke
ruangan serba putih
“Berlian” Shinichi
mengetikkan kata itu di panel touch screen yang ada.
“Shinichi? Tidak
ada yang berubah . . . ,” Ran mulai kehabisan napas disebelahnya.
Akhirnya balon
berwarna merah itu berangsur mengecil, dan kemudian meletus. Sebuah
pintu di
seberang ruangan terbuka.
“Ini masih jauh
dari selesai,” gumam Shinichi sambil menggandeng tangan Ran menyeberang
ruangan
itu.
Sampai di
ruangan lain, “Kyaaa!” Ran berjengit kaget.
“Ini . . . arus
listrik,” komentar Shinichi sambil berjongkok ke lantai dan memeriksa
lantai
ruangan itu. “Ow!”
Preview episode
selanjutnya . . .
Ran dan Shinichi
sedang naik bis bersama sepulang sekolah. Tiba-tiba ada laki-laki
bertampang rames—rai mesum—mendekati Ran dan . .
. meremas p****t Ran.
“Apakah si
pengganggu pelaku pembunuhan?!”
“Misteri
berhentinya alat bantu pernafasan.”
Picture
and written by Kelana
Posting
at www.elang-kelana.blogspot.com