Rabu, 12 Februari 2014

SINOPSIS Detective Conan: Kudo Shinichi e no Chousenjou (Detective Conan TV series 2011) episode 2

– Membunuh dengan Kekuatan Supranatural?! –

Episode sebelumnya,
Shinichi, Ran dan Kogoro masih terperangkap di ruangan serba putih. Kasus kedua dimulai. Mereka menemukan sebuah sendok yang melayang.
Ketika Shinichi menarik dan menjatuhkannya, jelas bahwa sendok “melayang” itu hanya digantung dengan seutas benang. Lalu di sisi lain ruangan, muncul touch screen sepeti di ruangan sebelumnya. Lengkap dengan sederetan kotak putih, keyboard dan sebuah tanggal.
“Yang aku tahu sekarang, surat tantangan itu ditujukan untuk kita, “selamat menikmati”, Ada satu hal lagi yang telah jelas, jika kita kehilangan kesabaran dalam situasi ini, bisa dikatakan kita benar-benar kalah,” ucap Shinichi dengan kalemnya. “Apa kau tidak ingat tanggal ini paman?” Tanya Shinichi kemudian.
“Huh?! Aku tahu! Ulang tahun nenekku,” jawab Kogoro asal.
“Anda tidak tahu? Ini kasus pembunuhan yang terjadi . . . ketika acara di TV.”
“Oh, aku ingat, . . . “ Ran lalu mengetikkan sebuah kata disana, “magic”.
2 September 2010
Shinichi diundang oleh suatu stasiun televisi untuk tampil dalam suatu acara. Di acara itu ada si ahli ESP (semacam kekuatan supranatural gitu deh . . .)
“Seseorang dengan kekuatan supranatural, Washimi Jiro-san. Pada usia 7 tahun muncul dan mengejutkan public dengan kekuatan ESP-nya. Dan sambutlah acara pada kesempatan kali ini, program Battle Baru “The Showdown”,” Harada Takayuki sang pembawa acara membuka acara itu bersama asistennya yang cantik, Mizutani Asako.
Disini Shinichi diperkenalkan sebagai seorang detektif SMA yang akan menjadi lawan dari Washimi-san.
“Kemampuanku tidak membutuhkan trik atau tipu muslihat apapun, karena ini bukan sihir,” ucap Washimi dengan percaya diri.
“Tapi Washimi-san, sebenarnya aku sedikit tidak percaya dengan kemampuan ESP. bagaimana denganmu Kudo-kun?” Tanya Harada-san pada Shinichi.
“Jika harus memilih percaya atau tidak percaya, maka aku akan memilih tidak percaya dengan ESP,” jawab Shinichi.
“Aku akan menunjukan kepadamu, dan kau akan mengatakannya setelah selesai tayangan, Aku melakukan kesalahan, dan kemudian minta maaf padaku,” ucap Washimi kesal.
Perang dingin rupanya mulai terjadi antara Washimi dan Shinichi, apalagi semakin disulut oleh ucapan Harada sang pembawa acara yang disambut riuh penonton di studio. Di ruang staf, ada Kogoro. Ternyata yang sebenarnya diundang ke acara itu adalah Kogoro. Tapi karena tidak ingin dikacangi dengan mudah, Kogoro menyuruh Shinichi untuk menggantikannya. (dasar Kogoro aneh . . . eh tapi di serial ini, Kogoro dan Shinichi akur ya, wkwkwkwk)
Washimi lalu menunjukan kemampuannya. Di meja disediakan beberapa sendok dari logam. Setelah memastikan pada penonton kalau semua itu adalah logam, Washimi kemudian menggunakan kekuatannya untuk membengkokkan sendok yang ia pegang. Terakhir Washimi menunjukan perbedaan sendok yang telah ia bengkokkan dengan sendok lain yang masih ada di meja, ternyata berbeda. Penonton pun terpesona dan bertepuk tangan.
Shinichi pun mencoba. Ia memegang sendok di tangan kanan, dan mengepalkan tangan kirinya di samping sendok. Perlahan sendok melengkung, dan terakhir patah. Tepuk tangan penonton semakin meriah.
“Itu kemampuan yang bisa dipelajari dan dilatih dengan mudah,” ucap Shinichi kalem.
Washimi kesal karena kemampuannya diremehkan oleh seorang detektif yang bahkan masih seorang pelajar SMA.
“Bagaimana kalau kau menunjukan kemampuanmu lagi?” tawar Harada yang disambut riuh tepuk tangan penonton. “Kita lihat, apa kau bisa membunuhku dengan kekuatanmu itu,” lanjut Harada.
“Apa kau yakin . . . tidak akan menyesal?” Washimi tidak percaya, tapi kemudian mengiyakan permintaan Harada.
Seorang staf lalu mengambilkan kursi untuk Harada. Ia duduk di kursi itu dengan tenang, sementara Shinichi duduk di kursi lain yang ada di panggung. Washimi mulai mengeluarkan kekuatannya. Mulanya tidak terjadi apa-apa, tapi kemudian slayer yang ada di leher Harada terangkat dan Harada tercekik. Tidak ada penonton atau staf yang berani mendekat. Harada berusaha melepaskan slayer itu, tampak bekas merah tercekik, dan terakhir ia jatuh ke lantai.
Ran yang menyaksikan dari kursi penonton menghampiri Shinichi, mulai heboh. Shinichi masih tetap dengan tenang menyaksikan Harada terkapar di lantai.
“Hei, kenapa kau diam saja?” protes Ran.
“Tenang saja, seseorang tidak akan meninggal oleh ESP,” jawab Shinichi dengan santainya.
Beberapa staf lalu mendekati Harada. Tidak lama sesudahnya, Harada kembali kesakitan. Ia mengejang dan memegangi dadanya, kemudian terdiam. Shinichi heran, lalu mendekati dan memeriksanya, ternyata Harada meninggal.
“Tidak mungkin,” desis Shinichi. “Jangan siarkan keadaan ini,” lanjut Shinichi pada staf TV yang ada disana.
Washimi puas, karena ia bisa membuktikan kekuatannya. Dengan kekuatan ESP-nya itu, ternyata bisa digunakan untuk membunuh seseorang. Sementara itu, Shinichi masih tetap tidak percaya. Ia yakin ada trik dibalik semua kejadian ini.
“Sekarang kau yakin kan?” ucap Washimi.
“Tidak mungkin . . . tidak mungkin seperti ini,” desis Shinichi.
Penonton di studio tidak ada yang berani mendekat. Sementara itu, jasad Harada-san kemudian disingkirkan dari panggung. (ada yang aneh, kenapa ga buru-buru lapor polisi atau paling ga panggil ambulan gto ya? Kelana juga ga ngerti)
Shinichi lalu mulai melakukan investigasi. Ia melihat dan memeriksa slayer yang tadinya digunakan di leher Harada. Shinichi heran, ada yang aneh dengan slayer itu. Shinichi juga kembali memeriksa jasad harada. Ia kemudian kembali ke panggung. Washimi masih saja bersikeras kalau semua itu karena kekuatannya.
“Apa sekarang kau puas dengan bukti ini?” Tanya Washimi. “Kau yang sudah membuatku melakukan sejauh ini, kau yang tidak percaya dengan kekuatan ESP-ku.”
“Aku tetap tidak percaya dengan ESP,” elak Shinichi.
“Kau menguji kesabaranku?!”
“Ini kasus pembunuhan. Pembunuhan yang terjadi di depan kamera TV. Pasti ada trik di balik semua ini.”
“Tidak ada trik sama sekali. Ini semua kebenaran.”
“Hanya ada satu kebenaran,” ucap Shinichi dengan gaya khasnya.
Washimi masih saja berkeras kalau semua itu adalah karena kemampuannya. “Kalau kau mau mengatakannya di dengan kamera, aku salah dan minta maaf, aku akan memaafkanmu,” ucap Washimi.
Shinichi masih sibuk dengan investigasinya sendiri, dan mulai bergumam, “Siaran langsung, The Showdown, hanya ada satu pintu keluar-masuk studio, dan tidak ada satupun yang keluad masuk, ini jelas merupakan kasus ruang tertutup. Kejahatan ini . . . jelas terjadi di studio.”
“Meskipun kau menyelidikinya, tidak akan ditemukan apapun. Karena dia (Harada) mati oleh kemampuanku.”
“Washimi-san, jelas ada trik disini. Dan tersangka pembunuh Harada adalah . . . AD-Ote Awase, Asisten Program-Mizutani Asako, AD-Nakamura Monjin, dan peñata busana Harada- Hayashi Seiko,” ucap Shinichi sambil menujuk keempat orang tadi.
Keempat orang tadi tentu saja mengelak.
“Karena kalian berlima (bersama Washimi) ada di panggung ketika Harada meninggal, jadi kalian semua tersangka.”
Shinichi mulai menjelaskan alasan keempat orang tadi menjadi tersangka. Mereka berempat ternyata memiliki motif untuk membunuh Harada.
“Kedua AD, Nakamura Monjin dan Ote Awase, kalian memiliki masalah dengan Harada. Sebelumnya kalian sempat dimarahi dan dimaki-maki oleh Harada,” ucap Shinichi.
“Aku memang kesal pada Harada, tapi aku tidak punya alasan untuk membunuhnya,” elak Nakamura yang diiyakan oleh Ote.
“Lalu anda, asisten program Mizutani Asako. Anda punya affair dengan Harada.”
“Meskipun ada apa-apa antara aku dan Harada, itu bukan alasan untuk membunuhnya,” elak Mizutani.
“Terakhir, anda peñata busana Hayashi Seiko. Sewaktu Ran menemui Harada untuk minta tanda tangan, ia tidak memiliki pulpen. Harada kesal pada anda karena anda tidak bekerja dengan baik dengan mempersiapkan semua keperluan dan perlengkapan pakaian Harada. Aku meralat ucapanku tadi. Washimi-san, anda bukan tersangka.”
“Tentu saja aku bukan tersangka, karena aku pembunuhnya,” ucap Washimi dengan bangga.
“Tidak, karena Harada tidak terbunuh karena ESP.”
“Apa kau akan meralat ucapanmu tadi (tidak percaya ESP), kalau aku membunuh kekasihmu (Ran) dengan kemampuan ESPku?” tantang Washimi pada Shinichi.
“Silahkan, lakukan saja,” jawab Shinichi santai.
“Aku katakana sekali lagi, atau kau akan menyesal sepanjang hidupmu melakukan ini.”
Ran yang ada si dekat Shinichi tentu saja protes. Ia tidak percaya kalau Shinichi akan melakukan itu padanya.
“Percaya padaku,” ucap Shinichi berbisik di telinga Ran.
Di ruang staf, Kogoro yang mengetahui apa yang akan dilakukan Washimi (yang diiyakan oleh Shinichi) marah besar. Ia beranjak menuju studio siaran, tapi dihentikan oleh staf TV yang lain.
Pertunjukan dimulai. Mulanya, Ran yang mengenakan slayer/scraf yang sama digunakan oleh Harada duduk dengan tenang di depan kamera. Sementara Shinichi berdiri memperhatikan dengan tenang di dekatnya. Slayer itu tiba-tiba menegang, dan Ran bangun dari tempat duduknya karena tercekik. Tidak lama sesudahnya, Ran roboh ke lantai.
Kogoro yang baru saja tiba di studio heboh. Di memaksa Shinichi untuk melakukan pernafasan buatan pada Ran. Shinichi tentu saja menolak. Kogoro akhirnya turun tangan sendiri. Ia bersiap untuk melakukan pernafasan buatan pada Ran. Tiba-tiba . . . Ran membuka mata, meninju perut Kogoro dan beranjak bangun sambil merapikan bajunya. Kogoro heran.
“Aku yang menyuruhnya berpura-pura tercekik. Maaf,” ucap Shinichi santai. “Di tubuh Harada tidak ditemukan ciri-ciri orang yang meninggal karena tercekik, seperti mata (kornea) yang terbuka lebar dan lidah yang terjulur keluar. Setelah roboh ke lantai, tidak lama sesudahnya Harada mengejang dan kemudian memegang dadanya. Itu jelas disebabkan oleh racun. Ada banyak macam keracunan dan penyebabnya. Dalam kasus ini, racun itu menyebabkan serangan jantung yang cepat.”
“Harada meninggal oleh racun?” hampir semua orang tidak percaya dengan ucapan Shinichi.
“Bagaimana Harada bisa terbunuh karena keracunan, ketika dia meninggal, tidak ada seorangpun yang mendetinya (memegangnya). Jelas ia terbunuh karena kemampuanku,” protes Washimi.
“Tolong dengarkan dulu, Washimi-san. Acara hari ini sebenarnya adalah Dokkiri-semacam hidden kamera yang ditunjukan untuk anda, bukan begitu paman?” Tanya Shinichi pada Kogoro.
“Ah, itu . . . “
“Jadi ayah tahu semuanya? Ini sebabnya ayah mengajak Shinichi karena ayah tahu sejak awal?” protes Ran.
“Aku tidak tahu detailnya . . . “ Kogoro berusaha mengelak.
“Tanyakan saja pada staf TV ini,” ucap Shinichi kemudian.
“Lalu bagaimana dengan scraf/slayer yang dikenakan oleh Harada?”
“Scraf itu juga bukti dari Dokkiri. Scraf itu dibuat dengan suatu cara khusus menggunakan temperature tinggi sehingga menyebabkannya bisa tegang seperti “ditarik” oleh sesuatu. Hal ini juga biasa digunakan dalam pakaian dalam (maaf-bra) wanita. Iya kan Ran?” Shinichi meyakinkan.
Ran malu-malu. “Bagaimana Shinichi bisa tahu?”
“Hei . . . hei . . . apa hubungan kalian selama ini?” Kogoro protes karena Shinichi bersikap “agak kurang ajar” sementara Ran malu-malu menjawabnya.
Ran tidak terima dituduh tidak-tidak oleh ayahnya. Ran lalu menonjok perut ayahnya itu. Shinichi Cuma heran, tidak merasa melakukan hal yang salah, tapi Ran menjawabnya dengan malu-malu. ( Duh ni anak kagak ngerti apa ya, cewe kan malu kalau ditanya kyak gto, kakakakak)
“Lalu bagaimana dengan bekas tercekik di leher Harada?”
“Itu juga bukti lain dari Dokkiri. Itu hanya make up yang dikenakan Harada,” Shinichi lalu menunjukan dengan menghapus bekas tercekik yang ada di leher Harada, terbukti . . . bisa terhapus dengan mudah.
“Bagaimana dengan dia (Ran)?”
“Ran juga sama dengan yang terjadi pada Harada. Aku yang menyuruhnya berpura-pura mengalami seperti apa yang Harada alami tadi,” Shinichi menunjukan scraf yang tadi digunakan Ran. Ada bekas make up disana.
Washimi tetap tidak percaya dengan ucapan Shinichi. Ia masih berkeras kalau kemampuan ESP-nya adalah benar dan nyata. Washimi lalu mulai menunjukkan kemampuannya. Kabel bergerak, dan propesti panggung yang berasal dari logam ambruk ke arah Washimi dan Shinichi. Sebelum sempat menghantam keduanya, Shinichi berhasil menarik Washimi ke sisi lain panggung dan Ran dengan kemampuan karatenya dengan sigap menendang property itu.
Shinichi dan Washimi selamat. Shinichi curiga, kali ini ada lagi yang berniat membunuhnya dan Washimi karena berhasil memecahkan kasus kali ini.
“Dengan kata lain, diantara keempat orang tadi benar-benar meracuni Harada-san,” simpul Shinichi.
“Tidak, tidak . . . dia terbunuh oleh kemampuan ESP-ku,” Washimi masih saja tidak percaya.
“Baiklah, tunjukan pulpen yang ada di sakumu itu.”
“Ini . . . ini semacam penyemprot/alat suntik untuk penyakit diabetes kronisku. Ini tidak mungkin digunakan untuk membunuh,” elak Washimi sambil menunjukkan benda itu dan cara menggunakannya.
“Lalu kenapa ada dua alat suntik di sakumu?” Tanya Shinichi sambil menunjuk saku baju Washimi yang lain.
Washimi heran.
“Sekarang jelas buktinya, dan kau tidak bisa mengelak lagi. Pembunuh Harada adalah . . . “ Shinichi menunjuk ke arah Washimi. Washimi malah tersenyum dan menganggap akhirnya Shinichi mengakui kemampuannya. Tapi ternyata tangan Shinichi bergerak ke kanan, dan menunjuk orang lain di belakang Washimi.
“Hayashi Seiko-san.”
“Huh, aku. Bagaimana bisa?” Hayashi tidak percaya.
“Ketika Ran akan meminta tanda tangan Harada, seharusnya anda bisa meminjamkan pulpenmu padanya. Tapi anda tidak melakukannya, dan malah mencari pulpen dari orang lain,” papar Shinichi.
“Itu . . . aku hanya lupa kalau aku memiliki pulpen,” Hayashi masih mengelak.
“Tadi anda memiliki pulpen, tapi sekarang tidak ada. Itu karena setelah anda menyuntik Harada, anda mengambil kesempatan memasukkan pulpen itu ke baju Washimi ketika terjadi keributan di studio. Ketika Washimi menunjukan kemampuannya pula, anda yang menarik kabel dan menyebabkan property dari logam tersebut jatuh ke arahku dan Washimi. Anda mengambil kesempatan menyuntikkan racun pada Harada ketika anda dan ketiga orang lain mendekati Harada yang terkapar di lantai,” ucap Shinichi percaya diri.
Hayashi tidak bisa bicara apa-apa lagi.
“Ya benar, memang aku yang membunuh Harada-san. Dia menjanjikanku untuk bisa memulai debut di dunia entertain. Itulah sebabnya aku bersedia mengorbankan semua dan mau menjadi penata busana Harada-san selama 7 tahun ini. Aku mengorbankan semua, tubuhku, hatiku dan waktuku. Hingga akhirnya aku punya kesempatan menjadi asisten Harada di acara ini. Tapi Harada-san malah memilih kau,” ucap Hayashi sambil menunjuk pada asisten Harada, Mizutani Asako. “Aku tidak bisa memaafkannya. Itulah sebabnya aku membunuhnya. Jika aku tidak memulai debutku, maka semua akan berakhir. Tidak ada yang mengertiku,” ucap Hayashi sambil merebut alat penyuntik yang masih berisi racun dari tangan Washimi.
Tapi Kogoro buru-buru menahannya. Ia menghentikan usaha Hayashi untuk bunuh diri. “Hidup itu seperti dokkiri-hidden camera. Tuhan selalu punya cara merencanakan takdir manusia,” ucap Kogoro bijak.
Hayashi kemudian digiring ke kantor polisi. Acara di studio itu bubar. Penonton dan staf keluar dari ruangan. Tidak ada yang percaya dengan kemampuan ESP-supranatural yang dimiliki Washimi. Tapi Washimi masih bersikeras menunjukkannya. Ia bahkan mengancam untuk membunuh mereka semua. Setelah semua bubar, ada satu hal yang terjadi. Sebuah logam (paku) yang ada di studio . . . bergerak. Case closed.
Kembali ke ruang serba putih. Ran mengetikkan kata “magic” ke screen itu. Tapi tidak ada yang terjadi.
“Bodoh. Bukan itu jawabannya,” ucap Shinichi kemudian mengetikkan kata lain “Dokkiri”.
Pintu terbuka. Mereka bertiga masuk ke ruangan lain. Seperti ruangan-ruangan sebelumnya, mereka juga menemukan sebuah touch screen dengan sederet kotak putih, keyboard dan tanggal. 9 Juli 2010.
“Kau ingat tanggal ini paman?” Tanya Shinichi.
“Tanggal ini . . . “
“Ketika ibu dituduh membunuh . . . “
Preview episode 3
“Hari ini adalah pembalasan.”
“Bang !!!”
Picture and story by Kelana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar