
“Ran, hei Ran, bangun,” Shinichi berusaha membangunkan temannya itu.
Di sudut lain ruangan, tampak seorang lagi yang tengah tertidur.
“Ayah?!” seru Ran kaget.
Yup, dia adalah detective aneh Kogoro Mouri (Takanori Jinnai). Mereka bertiga ternyata disekap di sebuah ruangan serba putih. Tanpa pintu dan jendela. Shinichi bingung dan berusaha berpikir kenapa ia, Ran dan Kogoro bisa berada di ruangan itu.

“Shinichi tersayang, aku adalah fansmu. Aku telah mengikuti prestasimu selama ini. Kau adalah detective yang luar biasa. Ruangan putih ini adalah hadiah untukmu. Nikmatilah.”
Surat itu adalah surat tantangan untuk Shinichi. Shinichi kesal karena dipermainkan seperti ini. Lalu di tengah ruangan, muncul sebuah layar touch screen dengan lima buah kotak putih dan sederetan keyboard di bawahnya. Diatasnya terdapat sebuah tanggal, 24 Juni 2010. Shinichi berusaha mengingat-ingat, hari ini dia memecahkan sebuah kasus pembunuhan . . .

Di sebuah apartemen, ada dua orang. Seorang model bernama Momoko Aida (Hitomi Hasebe) bersama kekasihnya Yuhei Tsubouchi (Akira). Aida meminta putus dari kekasihnya itu. Dia beranggapan tidak bisa lagi mengkhianati kakak perempuannya. Karena ternyata Tsubouchi adalah suami dari kakak perempuannya.
“Apakah kau sudah punya kekasih baru?” Tsubouchi tidak terima ketika Aida minta putus.
Aida mengelak, tapi ia bersikeras meminta putus. Aida meninggalkan Tsubouchi di ruang tamu, sementara ia menuju ruangan lain melanjutkan kegiatannya merangkai bunga. Tiba-tiba dari belakang, Tsubouchi menyerang dan mencekiknya hingga pingsan . . .
Tiba-tiba ada telepon masuk. Ternyata dari asistennya, Suke Kishiko (Keisuke Yamamoto), yang mengingatkannya tentang jadwal pemotretan.

Ran dan Shinichi mendatangi sebuah salon khusus perawatan kuku. Ran sangat senang karena ia mendapat paket gratis dari temannya, Sonoko Suzuki (Sayaka Akimoto). Sementara Shinichi yang menemaninya sudah sangat kesal karena harus menunggu terlalu lama. Apalagi Ran kemudian menyuruh Shinichi membawakan tasnya sementara menunggu kukunya kering.
“Aku tidak mau pergi denganmu lagi,” keluh Shinichi.
Keluar dari salon itu, terdengar sebuah jeritan dari lantai atas. Ran dan Shinichi buru-buru mencari dan mendatangi sumber suara itu. Mereka menemukan Tsubouchi dan asistennya Kishiko di depan sebuah apartemen dengan wajah yang terluka karena kena pukul. Tsubouchi mengatakan kalau ada perampok. Shinichi buru-buru masuk, dan menemukan si pemilik rumah Momoko Aida meninggal.

Kogoro yang ditelepon Shinichi ternyata juga sedang melakukan pekerjaannya sebagai detektif. Ia membuntuti seorang wanita. Ia berkeras ingin tahu dimana Shinichi berada. Tapi Shinichi tidak memberitahunya. Akhirnya Kogoro menyerah dan memberikan arahan pada Shinichi lewat telepon. (hahaha . . . tumben mereka berdua akur)
“Bagaimana aku memeriksa ruangan milik wanita yang tinggal sendirian . . . “
Dengan petunjuk dari Kogoro, Shinichi mulai menyelidiki. Ruang tidur, kamar mandi bahkan studio foto milik korban, Aida.

Tsubouchi kemudian juga memperkenalkan diri sebagai kakak ipar dari si korban, Aida. Shinichi menanyai Tsubouchi mengenai keseharian Aida. Tsubouchi menceritakan kalau Aida adalah adik dari istrinya, dan mereka sangat dekat. Sepulang dari luar negeri, Aida menjadi model di Jepang, dan ia adalah fotografernya. Aida juga merupakan orang yang mudah bergaul, sehingga memiliki banyak teman.
Shinichi kembali memperhatikan tempat mayat ditemukan. Petugas forensic mengatakan kalau di ruangan itu ditemukan banyak serbuk sari bunga, yang ternyata berasal dari bunga yang tengah dirangkai oleh Aida paginya.
“Itu adalah bunga Casablanca,” ucap Ran.
“Apa kau tahu “arti” dari bunga itu?” Tanya Shinichi.
“Kalau tidak salah . . . martabat,” jawab Ran

“Apakah ini benar perampokan?” gumam Shinichi.
Shinichi juga menemukan sebuah lampi blitz, dan masih panas. Tsubouchi mengatakan kalau itu adalah miliknya, yang ia pinjamkan kepada Aida, karena Aida tertarik dengan fotografi. Bisa saja Aida belum lama menggunakannya ketika ia dirampok. Tapi Shinichi masih belum yakin, karena ada barang yang seharusnya ada di ruangan itu, tapi ternyata saat itu tidak ada, yakni kamera. Tsubouchi beranggapan bisa saja kamera yang Shinichi maksud yang diambil si perampok. Tsubouchi berkeras akan pergi mengunjungi istrinya di rumah, dan kembali lagi nanti.
Ran lalu melihat sebuah cermin di dekat pintu keluar. Tapi karena posisinya, cermin itu hanya bisa memantulkan setengah bayangan tubuhnya. Mendengar ucapan Ran, Shinichi tahu trik apa yang digunakan si pembunuh sebenarnya.
“Hanya ada satu kebenaran.”

Shinichi lalu menyalakan lampu blitz itu. Atas permintaan detective Sato, Tsubouchi menekan kameranya. Mendadak ada cahaya blitz yang sangat menyilaukan, yang menyebabkan siapapun yang terkena tidak akan bisa tahu apa yang tengah terjadi dalam sekejap.

“Tsubouchi, kaulah yang membunuh Aida,” ucap Shinichi.
Shinichi berasumsi, kalau pasti ada bukti di kamera tersebut kalau Tsubouchilah yang membunuh Aida. Tsubouchi masih saja mengelak. Shinichi menantang untuk membuktikannya. Tsubouchi mengiyakan, dan menangtang balik Shinichi bila tidak ada bukti di kamera itu.
“Aku akan berhenti menjadi detective,” ucap Shinichi yakin.
Film yang ada di kamera itu dicetak. Dan disana ternyata hanya ditemukan foto-foto milik Aida. Sama sekali tidak ditemukan bukti kalau Tsubouchi pembunuhnya. Tsubouchi merasa menang. Tapi yang Shinichi maksud bukanlah film di kamera itu. Melainkan memberi waktu pada tim forensic untuk mengidentifikasi kalau ada serbuk sari bunga seperti yang ditemukan bertebaran di ruangan hari itu. Dan hasilnya positif. Tsubouchi kaget tidak mengerti.

“Sejujurnya, aku tidak tertarik dengan isi dari kamera itu,” Shinichi lalu menunjukan foto-foto Aida yang selesai dicetak tadi, dan menggerakannya secara berurutan. Tampak sebuah kalimat yang diucapkan Aida, “Aishiteru-Aku cinta padamu,” “Dia melakukan itu (minta putus-red) karena ingin melindungi kakaknya tersayang dan lelaki yang dicintainya,” ucap Shinichi lagi.
Melihat hal itu Tsubouchi akhirnya mengakui semua. Ia sangat menyesal, apalagi setelah detective Sato mengatakan kalau sebenarnya Aida belum langsung meninggal setelah dicekik. Kalau saja, Tsubouchi langsung memanggil ambulan/bantuan, Aida masih bisa diselamatkan.
Flash back selesai . . .

Shinichi mengetikkan kalimat di screen itu, “Aishiteru” dan “enter”. Sebuah pintu terbuka di belakang mereka. Shinichi, Ran dan Kogoro melewati pintu itu.

Sebuah touch screen lain muncul. Ada empat kotak putih dan sederatan keyboard di bawahnya. Dia atasnya sebuah tanggal muncul, 2 September 2010. Shinichi mengingat-ingat kasus apa yang ia pecahkan hari itu.
Preview episode 2

Picture and story by Kelana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar